Saturday, January 13, 2018

Cerita Sex Janda Montok Yang Menjadi Agresif Karena Puas Dengan Pelayananku



PelangiQQ - Peristiwa itu bermula ketika aku berkeinginan untuk mencari tempat kos-kosan di Surabaya. Pada saat itu, pencarian tempat kost-kostan ternyata membuahkan hasil. Setelah aku menetap di tempat kost-kostan yang baru, aku berkenalan dengan seorang wanita, sebut saja namanya Anggun.

Usia Anggun saat itu baru menginjak 30 tahun dengan status janda beranak satu. Perkenalanku semakin berlanjut. Pada saat itu, aku baru saja habis mandi sore. Aku melihat Anggun sedang duduk-duduk di kamarnya sambil nonton TV. Kebetulan, kamarku dan kamarnya bersebelahan. Sehingga memudahkanku untuk mengetahui apa yang diperbuatnya di kamarnya.

Dengan hanya mengenakan handuk, aku mencoba menggoda Anggun. Dengan terkejut ia lalu meladeni olok-olokanku. Aku semakin berani mengolok-oloknya. Akhirnya ia mengejarku. Aku pura-pura berusaha mengelak dan mencoba masuk ke kamarku. Eh.. ternyata dia tidak menghentikan niatnya untuk memukulku dan ikut masuk ke kamarku.

“Awas kau.. entar kuperkosa baru tahu..” gertaknya.
“Coba kalau berani..” tantangku penuh harap.

Aku menatap matanya, kulihat, ada kerinduan yang selama ini terpendam, oleh jamahan lelaki. Kemudian, tanpa dikomando ia menutup kamarku. Aku yang sebenarnya juga menahan gairah tidak membuang-buang kesempatan itu. Aku meraih tangannya, Anggun tidak menolak.

Kemudian kami sama-sama berpagutan bibir. Ternyata, janda montok ini sangat agresif. Belum lagi aku mampu berbuat lebih banyak, ternyata ia menyambar handuk yang kukenakan. Ia terkejut ketika melihat kejantananku sudah setengah berdiri. Tanpa basa-basi, ia menyambar kejantananku serta meremas-remasnya.

“Oh.. ennaakk.. terussh..” desisanku ternyata mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh. Tiba-tiba ia berjongkok, serta melumat kepala kontolku.

“Uf.. Sshh.. Auhh.. Nikmmaat..” Ia sangat mahir seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya.

Dengan semangat, ia terus mengulum dan mengocok kontolku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya.

“Oh.. aduhh..” teriakku kenikmatan.

Akhirnya hampir 10 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari kontolku.

“Oh.. tahann.. sshh. Uh.. aku mau kkeluaar.. Oh..”

Dengan seketika muncratlah air maniku ke dalam mulutnya. Sambil terus mencok dan mengulum kepala kontolku, Anggun berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Anggun tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya.

Perlahan-lahan kejantananku bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Anggun melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya. Mataku tak berkedip. Buah dadanya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak.

“Ohh.. Teruss Ted.. Teruss..” desahnya.

Sementara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celah-celah pahanya. Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar.

Aku membaringkan tubuhnya ke kasur. Tanpa dikomando, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal. Dengan penuh nafsu, aku menciumi memeknya dan kujilati seluruh bibir kemaluannya.

“Oh.. teruss.. Ted.. Aduhh.. Nikmat..”

Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputar-putar di kelentitnya seperti ular cobra.

“Ted.. oh.. teruss sayangg.. Oh.. Hhh.”

Desis kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi.

“Srucuup-srucuup.. oh.. Nikmat.. Teruss.. Teruss..” teriakannya semakin merintih.

Tiba-tiba ia menekankan kepalaku ke memeknya, kuhisap kuat lubang memeknya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari memeknya semakin banyak.

“Aduhh.. Akku.. keluuaarr.. Oh.. Oh.. Croot.. Croot.”

Ternyata Anggun mengalami orgasme yang dahsyat. Sebagaimana yang ia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari memeknya. Aku menelan semua cairan yang kelyuar dari memeknya. Terasa sedikit asin tapi nikmat. Anggun masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang basah. Bless..

“Oh.. enakk..”

Tanpa mengalami hambatan, kontolku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Anggun.

“Oh.. Angguna.. sayang.. enakk.”

Batang kontolku sepeti dipilin-pilin. Anggun yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya.

“Oh.. Ted.. Terus.. Sayang.. Mmhhss..”

Kontolku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Anggun.. Lalu ia meminta agar aku berada di bawah.

“Kamu di bawah ya, sayang..” bisiknya penuh nikmat.

Aku hanya pasra. Tanpa melepaskan hujaman kontolku dari memeknya, kami merobah posisi. Dengan semangat menggelora, kontolku terus digoyangnya. Anggun dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan kontolku ke liang memeknya.

“Oh.. Remas dadaku.. Sayaangg. Terus.. Oh.. Au.. Sayang enakk..” erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.
“Oh.. Anggun.. terus goyang sayang..” teriakku memancing nafsunya.

Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah dadaku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar kontolku menghujam lebih dalam.

“Tedii.. Ah.. aku.. Keluuaarr, sayang.. Oh..”

Ternyata Anggun telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat. Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma. Kemudian aku membalikkan tubuh Anggun, sehingga posisinya di bawah. Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti irama goyang dangdut.

“Oh.. Anggun.. Nikmatnya.. Aku keluuarr..”

Crott.. Crott.. Tttcrott.

Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku.. Dan langsung saja memenuhi liang vagina Anggun.

“Oh.. Ted.. kau begitu perkasa.”

Telah lama aku menantikan hal ini. Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Anggun memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas kontolku. Kemudian, tanpa kukomando, Anggun berusaha mencabut kontolku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan memeknya.

Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala kontolku yang sudah mulai layu. Aku memandangi lobang memeknya. Anggun terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala kontolku. Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang kontolku. Sesekali ia menghisap dengan keras lobang kontolku. Aku merasa nikmat dan geli.

“Ohh.. Anggun.. Geli..” desahku lirih.

Namun Anggun tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok kontolku. Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina anggun membuatku bergairah kembali. Aku kemudian mengecup dan menjilati lobang memeknya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan bibirku dikelentit itu.

“Oh.. Ted.. nikmat.. ya.. Oh..” desisnya.

Anggun menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.

“Oh.. Terus.. Sss.” desahnya sembari kepalanya berdiri tegak.

Kini mememeknya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya.

“Ohh.. Yaahh. Teruss.. Oh.. Ooohh” aku menyedot kuat lobang vaginanya.
“Ted.. Akukk ohh.. Keluuaarra.. Ssshhss..”

Ia menghentikan gerakannya, tapi aku terus menyedot-nyedot lobang memeknya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, kontolku kembali menjadi sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Anggun merupakan janda montok yang sangat pintar membahagiakan laki-laki.

Anggun terus menghisap dan menyedoti kontolku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara.

“Oh.. Anggun.. Teruss.. Teruss..” rintihku menahan sejuta kenikmatan. Anggun terus mempercepat gerakan kepalanya.
“Au.. Anggun.. Aku.. Keluuarr.. Oh..”

Croott.. Croott.. Croot..

Maniku tumpah ke dalam mulutnya. Sementara anggun seakan tidak merelakan setetespun air maniku meleleh keluar.

“Terimakasih sayang..” ucapku..

Aku merasa puas.. Ia mengecup bibirku.

“Ted.. mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini. Aku sangat puas dengan pelayananmu. Aku tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas. Biarlah aku saja yang menerima kepuasan ini.” Aku hanya terdiam.

Sejak saat itu, aku sering meniduri di kamarnya, selalu dalam keadaan telanjang bulat, terkadang dia juga tidur di dalam kamar kostku, tentu saja dengan mengendap-endap. Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya, Sedangkan Anggun mengulum penisku.

Di kala pagi, penisku selalu ereksi, diemut-emutnya penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya tetap tidur sambil menikmati oral si janda montok ini, terkadang aku jilat kemaluannya karena gemas.

SEKIAN


Cerita Sex Perkosaan Baby Sitter Binal Yang Sange



PelangiQQ - Perkenalkan aku Tika, umur aku 18 tahun dan tinggal bersama kakek aku . aku seorang baby sitter. Cerita Hot Dewasa Pemerkosaan ini terjadi pada aku setahun yang lalu ketika selesai sekolah, ketika itu umur gw masih 17 tahun. pada suatu hari teman gw menawarkan pekerjaan dan akan membayar aku dengan mahal dan aku pun menerimanya tawaran pekerjaan itu.

Tugas pertama aku berada di tempat yang tidak terlalu baik, aku terkejut bahwa seseorang dari daerah yang berbahaya, namun tetap ingin menjadi baby sistter karena aku butuh duit saat itu. Hanya saja hari aku harus pergi dengan rok yang sangat pendek dan tidak mengenakan BH, aku turun kejalan dan semua orang menatapku dengan penuh nafsu, aku mempercepat kecepatan dan akhirnya pulang. dan tiba disebuah rumah yang indah dengan halaman penuh bunga dan seekor anjing pitbull diikat di samping pohon, sangat kontras dengan rumah-rumah lainnya.

Majikan aku mengatakan kepada aku bahwa akan ada acara reuni dan istrinya sedang mandi. akupun diajak pergi ke ruangan dan melihat sekitar 14 atau 15 orang, tampak seperti reuni, aku tidak mempertanyakan dan aku duduk di kursi di depan mereka. Semua menyaksikan kaki dan leher tapi aku tidak peduli karena aku lelah, melihat ke sekeliling, gambar, foto, namun tidak ada tanda-tanda anak-anak, hanya lukisan wanita telanjang dan lukisan pemandangan alam yang bagus. pemilik rumah mengajak aku minum, Orang-orang mengikuti aku dan menonton dan aku khawatir dan mengatakan bahwa dia harus pergi ke kamar mandi, aku jadi pergi dan melihat semua kamar dan tidak ada anak atau suara, hanya kamar kosong dengan kasur.

Ketika aku meninggalkan orang itu mengatakan datang untuk mengetahui kamar anak-anak dan ada bahkan mulai, aku mengatakan kepadanya di mana mereka dan dia bilang sini pintu depan dan membuka semua orang keluar ruangan tertawa dan mengatakan bahwa? Dimana? dan dia bilang kami akan mengurus yang jalang dan mulai turun celana mereka dan aku bilang maaf ini adalah lelucon yang lewat aku pergi dari sini,? ok? dan kemudian menutup pintu dan melemparkan aku ke tempat tidur dan mengancam akan berteriak dan mulai melecehkan aku dalam empat atau lima aku tertangkap aku tidak menjerit dan membuka kaki aku dan memegang tangan dan leher. Ia akan diperkosa.

Orang yang adalah pemimpin, atau pemilik rumah, tidak membuang waktu, aku menarik celana dan merambah aku keras, aku hanya bisa menangis dan berkabung karena aku telah menutup mulutnya lalu lain datang dan merambah dari belakang dan akhirnya yang terbuat aku menghisapnya sampai mati 5 lainnya atau 7 yang telah membelai dan melakukan masturbasi gw menunggu giliran.

Aku tidak bisa mengikuti, orang-orang ini memiliki anggota tampak anjing besar dan fanatik sakit dan alami.

Dalam serangan ini setelah begitu banyak ejakulasi setuju untuk melakukannya pada waktu yang sama dan lebih dari mereka dan melakukannya lagi.

Jadi mereka bergantian di kalangan sementara mereka meraih lima orang lainnya 3 aku diperkosa. Pada satu titik mereka membebaskan aku tanpa khawatir karena sudah mati dan shock, jadi kita akan pernah sekitar 4 atau 5 jam lurus karena aku bisa melihat melalui jendela saat sudah sore hari dan orang-orang ini tidak berhenti penetrasi aku ,

dibuat ku yang mengisap dan ejakulasi dalam diri ku , memukul ku , mereka tertawa, meludahi ku , menghina ku , menjilati kaki ku bahkan dengan sepatu sandal-jenis yang ku biaya begitu banyak dan yang pecah, aku menggigit tangan , payudaraku menggaruk punggungnya, membuat gw melihat diriku di cermin dan hantu muncul bernoda dan dipermalukan oleh kuda hitam dengan penis dan Anda bisa melihat bahwa dia tidak punya hubungan dalam waktu yang lama.

Apakah ejakulasi dari kepala hingga kaki, punya orgasme spontan bahkan mengerang seolah-olah dia menikmatinya dan hanya mendorong lebih, mereka menempatkan perangkat, aku merobek gaunku yang gw biaya banyak. Pada malam itu dan 7 akan datang sekaligus, adalah polisi, tetangga rupanya mendengar dari sisi lain dinding (di bagian rumah yang terlampir) dan menelepon polisi. Mereka ditangkap. Polisi masuk dan salah satu dari mereka bergumam fuck, modal, lihat ini dan gw terlempar dan tali shock emosional tapi masih sadar.

Aku pingsan ketika gw melihat mereka. Mereka sekarang dipenjarakan selama sepuluh tahun dan perusahaan memberi gw beasiswa untuk studi gw . tidak ada kasus terhadap mereka dan gw pergi ke psikolog. Kakek dan nenek gw yang baik dan membantu gw begitulah cerita pemerkosaan dewasa yang gw alami sendiri sunguh tragis memang tapi nasi sudah jadi bubur semua telah terjadi gw pasrah saja menjalani idup ini!

SEKIAN


Cerita Sex Nikmatnya Memendamkan Batang pada Tiga Wanita Cantik



PelangiQQ - Perkenalkan namaku Joni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari hasil hubungan gelap ibuku dan majikannya dahulu saat bekerja menjadi TKI di singapura.

Alhasil sejak kecil aku sudah terbiasa tertekan mental, selalu diejek anak haram oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku) meninggal saat aku masih dalam kandungan dan setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.

Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah indoku untuk menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2 SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku.

Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama soal penampilan dan uang, karena aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan tante Rima atau orang lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Vina.

Karena jaim Vina bercerita kepada teman-temanya bahwa aku anak seorang pengusaha yang kaya. Aku hanya tertawa saja, dalam hati aku ingin mengubur semua masa silamku dan menikmati kehidupan yang baru. Sepulang sekolah, aku langsung menuju rumah sementara Vina akan mengerjakan tugas dirumah temannya.

Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante Rima berteriak-teriak kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu sementara pembantu semua kabur karena tidak betah.

Tante Rima sangat judes, bawel dan nada bicaranya keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim, berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.

Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta celana pendek boxer dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku disuguhi pemandangan yang sangat indah, Tante Rima sedang beraerobik dengan pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.

Tinggi 165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal. Mendadak kontol ku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan boxer. Panjang kontol ku 15 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar aku anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.

Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Rima sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu. Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak tahu dan terus menyikat lantai kolam.

‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang! Kata Tante Rima
“iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.
‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante! Tegasnya
“iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku

Kulihat mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan seakan tidak menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Rima tertuju kearah kont*lku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena takut dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas kolam kemudian mengisinya kembali.

Buru-buru aku menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa terasa aku ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante Rima!

‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak Tante Rima
“belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu
‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP
“iya… jawabku singkat

Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Vina bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17 dengan teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya akan dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk tanda mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.

‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya
“iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku
‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.

Sesampainya di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi langsung menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang niat edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaanya dan merahasiakanya dari pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku mempersilahkanya asal jangan sering-sering.

‘tapi, aku takut… jawabnya
“udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku
‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya
“susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku
‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku
“belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku
‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa

Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’ sehingga dengan entengnya Tante Rima bilang ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan berjanji akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!

Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kont*l jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l, Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.

‘barang impor memang beda! Pujinya
“ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.
‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya
“selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya

Rima tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring dengan desah Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah pengalaman pertama yang berharga. Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….lu dah dan lidahnya menyapu palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok pangkal kont*lku.

‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kont*lmu besar sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya
“bukanya itu yang Tante cari… jawabku
‘kok Tanteee… protesnya!
“sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya

Aku si pemuas nafsu mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya, tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali BHnya dengan keras hingga putus. Toket Rima menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan terseksi yang pernah aku nikmati.

Maklum biasanya toket pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan. Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku menthok di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga sambil memainkan toketnya.

Rima mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69 yang sangat terkenal itu. Memek Rima terlihat gundul seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku,

aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang kuat dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini, gumamku dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku si pemuas nafsu memasukkan lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.

Pantat Rima mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan kurasakan lendir asin kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah.

Nikmat sekali rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah, dengan jari telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.

‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt!

Rengeknya dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme

“enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya
‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.

Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala, gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.

Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang memeknya dan perlahan mendudukinya.

BLES…BLEEEEEESSSSSSSSSSSS….BLESSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS……

‘Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya
“ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.

Agar sama-sama enak, aku si pemuas nafsu berinisiatif untuk mengarahkan tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku menusuknya dengan sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Rima menjerit melengking memecah keheningan malam.

‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah… aaaaaaaaaaaammmmpun Beib! Teriaknya
“bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku
‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.

Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya memang press membungkus kont*lku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba menuangkan dimemeknya dan melumuri kont*lku. Jauh lebih nikmat, lebih licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik keluar masuk seiring drngsn goyangan kont*lku.

‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima
PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.

‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya
“uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.

Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku si pemuas nafsu dan Rima menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental sekali. Sengaja aku tidak mencabut kont*lku dan membiarkanya tetap terbenam dalam memeknya.

Aku peluk dari belakang sambil memainkan toketnya dan kemudian aku dudukkan Rima diatas pangkuanku dalam keadaan kont*l masih tetap menancap. Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong dan memaksimalkan potensi kont*lku pada hobi baru ini. Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.

Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima memasak mie, aku sempatkan kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.

Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney moon dengan memanfaatkan waktu-waktu dimana Vina sedang tertidur atau keluar rumah. Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang saku berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku bahkan dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.

Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya aku si pemuas nafsu menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat tersiksa saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama bagiku.

Lucunya, suatu hari dengan sms Rima menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Rima beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan pamanku. Hehehehehee….ujung-ujungnya pamankulah yang merasa bersalah dan meminta maaf.

Kembali ke cerita, memasuki hari kedua diantara 12 hari itu aku sudah merasa tidak kuat. Hasratku tersendat tanpa tahu dimana tempat menyalurkan syahwat. Pada suatu malam, saat paman dan tanteku menginap di hotel untuk mencari suasana baru aku nekat mengetu kamar Vina.

Dengan melas dan sok care aku mengutarakan semua isi hatiku. Bahwa aku lagi BT ( Birahi Tinggi ) sudah 4 bulan menjomblo dan tidak dapat menyalurkan hasrat. Walau sempat terkejut dan risih, tetapi Vina memahami dan kasihan kepadaku. Hehehehee…walau sebenarnya aku hanya berakting.

Mendadak situasi menjadi terbalik, dengan bersikap care juga Vina bercerita bahwa sudah 2 minggu Dia dan pacarnya break karena pacarnya kedapatan selingkuh. Aku bersorak riang di dalam hati, memanfaatkan setiap peluang yang ada. Aku berakting sok simpatik, care, fear dan vulgar untuk memancing sejauh mana dia bercinta (sex).

Aku menceritakan, sudah biasa nge-sex dengan pacarku dulu dan sekarang lagi pengen. Aku kaget karena dia menganggap biasa dan tanpa ragu mengakui sudah tidak perawan. Akhirnya kami bersepakat untuk saling mengisi sementara waktu sebelum mendapatkan pacar yang baru. Tetapi dengan syarat, tidak lebih dari oral sex dan hanya saat berada di rumah. Its Magic!!!

Dari bawah bantal, Vina mengeluarkan sebuah diary dan ternyata itu tempat dia menyembunyikan DVD porno koleksinya. Akhirnya kami menonton aksi panas Maria Ozawa di kamar Vina sambil tidur-tiduran di kasur. adegan semakin panas, begitu juga dengan kami. Kont*lku seakan sudah membatu, mengeras menahan nafsu sementara Vina hanya diam memeluk bonekanya tetapi samar-samar mulai aku si pemuas nafsu dengar desah nafasnya tidak beraturan.

“Vin…tolong kocokin punyaku ya? Rengekku
‘tegang ya? Heheheheee… jawabnya cengengesan, padahal aku tahu dia juga lagi horny berat.
“please…. aku memohon
‘ingat ya, Cuma oral!! Jawabnya

Aku mengangguk dan langsung menyodorkan kont*lku tepat di depan wajahnya. Vina tercengang dengan ukuran kont*lku yang jumbo dan menelan ludah hingga 2 kali. Dengan agak ragu jari lentiknya meraih kont*lku dan mulai mengelunya pelan-pelan. Sungguh lembut sambutan tanganya, lambat tetapi syarat akan nikmat syahwat.

Aku merem melek dan mendesah keenakan untuk memancing nafsunya. Terus dan terus tetapi Vina tetap pada kocokanya saja. Aku ingin lebih dengan memaksanya mencium dan mengulum palkonku. Dengan agak terpaksa Vina menurut dan mulai mengurut kont*lku dengan mulut imutnya.

Sluuuuurrrrrrrrrppppp…sluuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrpp ppp….suara becek mulai hadir diantara kami. aku belai wajah dan rambutnya, turun ke lehernya, punggungnya hingga akhirnya ke pantat sintalnya. Aku remas gemas pantatnya, sambil sesekali meraba memek yang tertindih badanya yang tengkurap.

Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh….aku mendesah ditelinganya, coba merangsangnya dari indera pendengarnya dan rupanya langsung berhasil. Kulumanya semakin cepat dan akal sehatnya seakan sudah luruh sehingga tanganku bebas meluncur ke sela-sela baju tidurnya.

Toketnya sudah sangat kenyal begitu juga dengan puting mungilnya,walau baru tumbuh tapi kurasakan putingnya cukup enak dimainkan. Kupijit dan aku pilin berulang-ulang membuat tubuh Vina mengejang hebat sampai-sampai palkonku digigitnya.

“aaaaaduuuuuuuuhhhhh…kok di gigit! Teriakku
‘sori…abis geli banget!! Jawabnya

Vina hendak beranjak dari tempat tidur dan dengan sigap aku si pemuas nafsu langsung menariknya hingga kembali jatuh di ranjang, langsung aja aku sergap dengan ciuman di leher dan remasan di kedua toketnya sambil meninndihnya.

Sementara kont*lku aku gesekkan ke selangkanganya yang otomatis merangsang memeknya. berkali-kali Vina memintaku untuk berhenti tetapi aku tidak memperdulikanya malah terus mencumbu penuh nafsu. Hanya dalam hitungan menit, Vina menyerah pasrah dengan membalas cumbuanku dengan penuh gairah.

Tangannya meraba dan meraih kont*lku kembali, mengelus serta mengocoknya dengan tempo yang cepat. Nafasnya memburu dan melenguh mengisyaratkan siap untuk cumbuan lebih lanjut. Ini saatnya, gumamku dalam hati dan langsung menarik celana tidurnya dengan cepat sehingga tidak ada kesempatan untuk melarangku.

Begitu melorot, mulutku langsung menyusuri paha mulusnya dengan ciuman, hisapan, jilatan bahkan dengan gigitan yang manja.

OOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHH…. vina mendesah panjang sambil menjambak rambutku dan menekan kepalaku kepangkal pahanya. Aroma memek becek langsung semerbak di hidungku, aku cium dan aku raba-raba dengan jariku.

Desahanya semakin memanja, dengan mata merem-melek dia memohon agar aku terus merangsangnya. Jari telunjukku aku tusukkan ke memeknya, lendir hangat serta merta membuat laju jariku semakin dalam memasuki memeknya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh….enaaaaaaaaakkkk……. …..ooouuuuhhh…terussssss….uuuuuuhhhh…janga n berhenti ya…. rengeknya meracau
“iya…aku lepasin CD kamu ya?? Pintaku
‘taa….taaaaaaaaaaaapiii pakai jari aja ya?? Jawabnya
“iyaaaaa…. jawabku

Aku lepaskan CD beserta baju tidurnya kemudian aku melepaskan bajuku sendiri, sehingga aku dan Vina sudah sama-sama bugil. Aku harus mencuri kesempatan agar kont*lku bisa memasuki memeknya, pikirku. Aku kocok memeknya dengan jari telunjukku, maju-mundur dengan cepat, lebih cepat dan teruuuuussssssssss…… hampir setengah jam aku terus mengocoknya, entah berapa kali dia orgasme aku tidak peduli karena niatku memang membuatnya mabuk kepayang. Berkali-kali pantatnya bergetar-getar dengan kaki mengejang tapi aku tetap mengocoknya tanpa mau menurunkan tempo kocokanku.

Aku memintanya berposisi doggy style dengan alasan agar lebih nikmat, vina menurut saja dan menunggingkan pantatnya yang putih. Tampak belahan pantatnya mengkilat bekas aliran hangat lendir orgasme dan dua jariku kini aku masukkan, membuat memeknya kembali sesak sehingga rangsangan dari dinding memeknya terasa lebih nikmat.

Saat Vina mulai menikmati dan terbuai, aku si pemuas nafsu langsung menghentakkan kont*lku kedalam memeknya. sangat kuat hingga membuat tangannya tidak mampu menopang tubuhnya dan jatuh ke kasur sambil berteriak keras.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUUUUUUWWWWWWW…. AAAAAAA AAAAAAAHHHHH… sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt tttttttt… aduhhh… mmmmmmmmm… periiiiiiiiihhhhhh hhhhhh…. bajingan kamuuuuuuuuuuuuuu…….. uuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhh …. teriaknya

Aku terus menekan dan memaju-mundurkan kont*lku, sangat susah dan menyesak di memeknya. hingga kurasakan dinding memeknya berkedut-kedut menyesuaikan ukuran kont*lku. Aku tidak menghiraukan rengekan Vina, tetap fokus dan terus menekan maju dengan semangat 45. Aku membuka mulut saat aku mulai mendengar suara desahanya.

‘hemmmmmmmm…ooooooooooohhhhhhhhhhhh…aaaaaaaaaa aghhhh…gumamnya
“bagaimana enak kan? Godaku
‘kaaaaaaa….kaamuuuuu…bajingan…. tidak menepati janji! Jawabnya
“udah…jangan begitu…nikmati aja dulu, baru komentar!!! Jawabku asal

Hampir 2/3 kont*lku tertelan memeknya, masih sesak tetapi sudah sangat licin sehingga passs mantabbb buatku. Maju-mundur aku terus menggoyangkan pantatku keluar masuk memeknya, sementara jari-jariku merangsang pinggang dan punggungnya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh…. aaaaaaaaaaah hhh… desahnya
“hemmmmmmmmmm… memek kamu sangat nikmat Vin! Pujiku
‘emang… ooooooooohhhhh…burungmu aja yang kegedean! Jawabnya masih sewot

Mendadak Vina meminta bertukar posisi diatasku dan mulai mengambil alih pertempuran ini, pantatnya meliuk menari menggoyang kont*lku. Memutar ke kiri memutar ke kanan, goyangan Vina membuat palkonku ngilu dan berdenyut cepat. Sangat nikmat dan aku suka!! Kuakui, memeknya jauh lebih nikmat daripada memek ibunya, beruntung sekali aku dapat merasakanya.

“Vin…aku hampir keluaaarrrrrrr….aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh… kataku
‘aaaaaaaaaaaaaahhhhhh….. desahnya sambil menyemprotkan lendir orgasme

Dengan cekatan Vina melepaskan kont*lku dari cengkeraman memeknya dan langsung mengamankan spermaku dengan mulutnya. ujung palkonku dihisapnya kuat-kuat sementara pangkal kont*lku dikocoknya dengan cepat.

AAAAAAAH…AH…AH…AH…AH…AH…AAAAAAAAAAUUUW W… rengekku

CROT…CROT….CROT…..CROOOOOOOOOOTTTTTTTTTTT… . spermaku menyemprot kuat kedalam mulutnya bahkan ada yang langsung keluar dari hidungnya. Sangat banyak dan sangat kental! Vina terus melumat, menghisap dan menjilat tanpa jijik, tidak ada lagi kata cacian yang ada tinggal lenguhan serta puja dan puji.

Setelah puas, aku kembali menuju kamarku tanpa memakai baju karena malam ini memang hanya ada aku si pemuas nafsu dan Vina. Karena lelah, aku langsung merebahkan badan dan tidur dengan harapan bisa nyenyak dan terbawa mimpi. Tapi ternyata Vina malah menyusul aku, sehingga kami tidur bersama dalam pelukan hangat tanpa baju yang menyekat alias bugil. Kami sangat pulas, hingga akhirnya kami bangun kesiangan dan membolos sekolah.

Hingga hari ke-12 aku masih tetap menderita, ada cemburu dihatiku saat pamanku bermesraan dengan Tante Rima, melihat tapi tidak bisa menyentuh karena mereka sangat lengket penuh rindu terutama pamanku. Walau ada Vina yang membantu memuaskan nafsuku tapi tetap saja aku gelisah.

Aku kembali ceria saat Pamanku balik ke Papua karena otomatis aku yang menjadi raja dirumahnya. Rima sebagai ratuku dan Vina sebagai selirnya. Setiap hari kami memacu hasrat, memadu rindu dan mengadu nafsu.siang malam Rima dan Vina menuruti kemauanku, untungnya keduanya tidak saling tahu.

Sebulan berselang, kami mendapat kabar Pamanku meninggal dunia akibat gagal ginjal. Aku si pemuas nafsu mendadak syok, karena sifat dan sikapku yang selama ini aku lakukan apalagi dalam wasiatnya aku tercatat menerima 25% hartanya, sementara yang lainya untuk Vina dan Rima. Tapi setan tidak mau aku berlarut-larut dalam sesal, dengan modal nafsu dan harta setan kembali mengambil alih hatiku.

Aku menjadi suaminya Rima saat di ranjang dan tetap meladeni nafsu Vina yang kian hari kian menjadi, sama seperti aku. Bahkan walau sudah mempunyai pacar Vina tetap saja meminta jatah kepadaku dengan alasan kont*lku lebih berasa mantapnya.

Baiknya Vina dan ibunya (Rima), mereka tidak pernah melarang aku dekat atau pacaran dengan siapapun yang penting jatah dirumah tetap aku penuhi. Kadang aku berfikir bahwa aku tidak lebih dari seorang gigolo untuk tanteku dan selingkuhan bagi sepupu perempuanku….

Sepeninggal Pamanku semua tampak baik-baik saja terutama baik buatku, seolah-olah kini aku yang menjadi kepala keluarga semuanya hampir sepengetahuanku. Maklum aku menjadi perantara diantara Rima dan Vina, diantara Ibu dan Anak karena aku memang akrab dengan keduanya bahkan intim, tetapi dengan posisi yang terpisah.

Aku sangat leluasa terutama yang berkaitan dengan uang, sehingga sedikit banyak membuat sikap dan sifatku berubah. Aku berpenampilan modis, sering dugem dan lupa darimana aku berasal karena saat itu aku memang ingin melupakan masalalu.

Mendadak aku menjadi idola cewek-cewek disekolah dan diluar sekolah. Tetapi entah mengapa, aku kurang greget saat berpacaran dengan sebaya mungkin karena ABG seumuranku begitu munafik soal sex. Padahal mau tetapi malu, ragu dan harus berfikir ulang beribu kali.

Ada satu guru yang menjadi favorit disekolahku, namanya Nancy guru bahasa inggris, tingginya sekitar 170an, badan padat berisi, kulit putih buanget, toket 35 dan yang spesial adalah dia sudah setahun menjanda karena suaminya meninggal dalam kecelakaan pesawat.

Jujur aku sangat bingung untuk melakukan pendekatan, kalau memakai cara halus jelas tidak mungkin karena otakku biasa aja, bahasa inggris pun pas-pasan! Gumamku dalam hati. Aku si pemuas nafsu terus berfikir, bahkan sempat curhat dengan Vina.

Anehnya Vina merespon positif dan memberikan aku sebuah ide jitu dan dia mau terlibat di dalamnya. Aku dan Vina berniat meminta les privat dirumahnya bu Nancy yang kebetulan masih ada dalam satu komplek perumahan dengan kami.

Berulang kali Dia menolak, tetapi bagaimanapun juga seorang guru sangat menghargai niat muridnya untuk belajar. Akhirnya Dia mau dengan satu syarat, tidak boleh mengatakan ini kepada siapapun karena Dia tidak mau ada banyak murid.

Satu, dua, tiga hingga satu minggu aku dan Vina les dirumahnya, tetapi belum juga menemukan jalan yang terdekat dan terbaik untuk mencuri hatinya. Vina pun sudah mulai bosan dan jenuh mengikuti lesnya karena pada dasarnya tidak ada niat les.

Entah mengapa lagi-lagi Vina mau membantuku, padahal jauh di dalam hati ada suka dan cemburu dihatinya walau sebenarnya kami seorang sepupu. Tanpa sepengetahuanku, Vina membuka sebuah situs yang berisi aneka obat dan alat bantu sex serta memesan sebuah obat perangsang.

“ini apa? Tanyaku
‘ntar sore coba aja, semoga sukses!! Jawabnya sambil berlalu

Sorepun tiba, seperti biasa aku datang kerumah Bu Nancy tetapi kali ini tidak bersama Vina yang entah kemana. Entah mengapa sore itu wajah Bu Nancy tampak berbeda, terlihat letih dan tanpa senyum. Dengan sok dewasa aku bertanya dan mencoba berbincang dengannya.

“kalau ibu sakit, Lesnya libur aja…silahkan istirahat!! Kataku
‘tidak apa-apa hanya gak mood aja! jawabnya datar
“pasti ada sesuatu, kalau mau Ibu bisa berbagi cerita denganku…anggap aja aku teman Ibu?! Kataku

‘mmmm….hehehehee….thank, but its OK kok!! Jawabnya sambil tersenyum
“tuh…ibu cantik banget kalau tersenyum, pasti akan lebih cantik kalau senyumnya tidak di paksakan!! Rayuku sambil bercanda
‘berarti benar, pantesan banyak cewek yang mengidolakan kamu!! Jawabnya
“benar apanya Bu? Biasa aja kali… jawabku
‘benar-benar Play Boy!! Hahahahahaaa…jawabnya tertawa

“kok playboy?? Aku kan jomblo Bu…tapi gak apalah asal ibu bisa tersenyum terus!! Jawabku
‘tuh kan, wajah oke…rayuan mantap…pasti semua cewek klepek-klepek!! Jawabnya
“tapi…kok ibu tidak klepek-klepek??? Tanyaku dengan nada tegas
‘hmmm…emang kamu berniat merayu Ibu? Aku kan Ibu-Ibu…janda lagi!! Jawabnya
“tapi aku memang berniat merayu Ibu! Jawabku

Mendadak Bu Nancy terdiam, matanya berkaca-kaca dan beberapa detik kemudian air matanya berlinang. Pelan-pelan Dia bercerita bahwa adik suaminya berniat melamarnya untuk menyambung kembali silaturahmi karena memang belum dikaruniai anak.

Tetapi setiap melihat wajahnya dan mendengar nama belakang keluarganya, dia selalu teringat suaminya. Sambil terus mendengarkan ceritanya, aku mengambil segelas air dan dengan tegang memasukkan tiga tetes obat perangsang kedalam gelas.

“ini Bu…silahkan diminum, biar lebih tenang!
‘thank… jawabnya singkat
“habiskan aja Bu…biar air matanya tidak kering!! Candaku

Segelas air telah habis tertelan, sambil menunggu reaksinya aku terus berbincang dan mendekatkan diri tepat berada disihnya. Belum apa-apa aku sudah dag-dig-dug tidak menentu, aku si pemuas nafsu sangat terangsang saat melihat belahan dadanya yang sepintas terlihat dari celah kancing bajunya.

Belum juga hilang gugupku, tiba-tiba kepalanya bersandar dipundakku. Aroma tubuhnya seakan merasuk ke jiwaku, begitu wangi dan menggugah birahi. Aku mencoba untuk membelai rambutnya, tetapi jarum jam belum menunjukkan 15 menit dimana obat itu akan efektif bekerja. Baru 7 menit dan tanganku ingin segera menyentuh halus kulitnya….

“kalau tidak cinta ya tolak saja, daripada terbebani! Kataku sambil mengelus pundaknya
‘iya…tapi aku tidak tega mengatakanya! Jawabnya
“tidak tega berarti kasihan, bukan cinta! Kataku tegas
‘iya…aku…aku…. katanya terbata
“kenapa Bu?? Tanyaku
‘aaaa…aku… jawabnya tidak jelas
“emuaaaach…pandanglah aku sebagai seorang pria, lupakanlah bahwa aku ini muridmu! Bisikku sambil mencium belakang telinganya

Kulirik kearah jam, 15 menit sudah terlewati dan inilah saatnya! Pikirku dalam hati dan dengan segenap percaya diri aku si pemuas nafsu mulai berani membelai, mengelus dan merayunya dengan sejuta gombalan dan pujian. Pelan-pelan Nancy semakin hanyut dalam manisnya rayuanku, tapi saat kucium bibirnya Nancy berusaha mengelak tetapi aku terus memaksa dan dengan sok PeDe aku berkata semauku.

“walau belum mengalami, tapi aku bisa merasakan bagaimana setahun tanpa belaian! Aku sayang kamu mbak… kataku lirih
‘sudah Jon, jangan teruskan ini! Jawabnya sambil melepaskan pelukanku dan berlari ke kamarnya dengan derai air mata.

Bagaimana obat perangsangnya, apa mungkin belum maksimal?? Tanyaku dalam hati sambil berjalan menuju kamarnya. Kulihat Nancy terisak sambil terbaring di tempat tidur dengan belahan rok yang menganga memamerkan paha mulusnya. Aku si pemuas nafsu menjadi semakin bernafsu dan tanpa sepengetahuanya aku melepaskan semua bajuku tanpa sisa hingga nampaklah kont*lku yang sudah menegang panjang dan keras.

Aku dekati Nancy dan langsung aku tindih pinggangnya dengan posisi duduk. Lagi-lagi Nancy berontak dan berhasil membalikkan badan. kembali aku harus memaksanya, terjadi tarik menarik diantara kami dan tentu akulah pemenangnya.

Secara tidak sengaja aku menarik kerah bajunya dan itu membuat semua kancing bajunya terlepas paksa hingga tampaklah dua bukit bulat miliknya terombang ambing mengikuti gerak badanya. BHnya seakan tak mampu menampung bulatan kenyal miliknya.

‘Jon…hentikan in! Teriaknya
“ayolah Mbak…nikmati saja!! Jawabku

Mendadak matanya tertuju pada kont*lku yang berada ditengah-tengah bulatan toketnya, aku si pemuas nafsu jepit dan aku tekan-tekan dengan kedua toketnya sambil meremas dan memilin putingnya. Praktis hanya kedua kakinya yang meronta, sedang tubuh atasnya tidak karena kedua tangannya aku tindih dengan lututku. Akhirnya Nancy menyerah juga, matanya menutup pasrah dengan nafas yang terengah. Melihat sebagai sebuah peluang, aku langsung memasukkan palkon kedalam mulutnya disaat menganga mengambil nafas.

Hhuuuuggghhhh….mmmmmmmmmmm…heemmmmmmmmmm….

Nancy hanya bisa bergumam karena mulutnya penuh sesak oleh kont*lku. Pelan-pelan aku mulai menggoyangkan kont*lku maju mundur. Semakin hangat, semakin lahap dan kurasakan mulai ada respon dari lidahnya yang menjilat palkon.

Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…aku melenguh menikmati bibir sensualnya melumat kont*lku.

Kedua tanganku semakin inten memainkan kedua toketnya dengan cubitan dan elusan yang lembut dan sesekali kasar. Kulihat wajahnya nampak merah merona, begitu menggairahkan dengan butir-butir peluh yang mulai jatuh.

AC dalam kamarnya tidak mampu memadamkan kobaran nafsu kami. Aku si pemuas nafsu tari kont*lku dari mulutnya dan menggesernya kebawah melewati tengah toketnya, perutnya dan sampai ditengah-tengah kedua pahanya sementara mulutku menjelajah bibir, leher dan bagian atas lainya. Posisi push-up membuat tubuhku sejajar diatas tubuhnya sehingga dari ujung kaki hingga ubun-ubun dipenuhi kehangatan dan kenikmatan.

Naik turun aku si pemuas nafsu gesekkan kont*lku diantara kedua pahanya, menggesek CDnya dan merasakan sentuhan kecil namun bertubi dari ujung jembutnya yang menerobos pori-pori CDnya. Bulu halus disekujur tubuh putihnya melukiskan betapa besar nafsunya dan itu terlihat dari beceknya CD yang menutupi memeknya.

Tanpa berlama-lama aku rentangkan kedua kakinya hingga membentuk huruf ‘M’ dan menyelipkan palkon ke sisi CDnya. Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh….gumamnya Nancy, aku dorong pelan-pelan, terus menusuk masuk dengan maju-mundur, maju-mundur teraatur. Begitu sudah masuk separuh, dengan sekuat tenaga aku menghentakkan kont*lku masuk lebih dalam, lebih dalam terus dan terus hingga menthok di memeknya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuwww….perih…Jon…Fuck… oooohhhhFuck…. rintihnya
“uuuuhhhh…tahan sedikit Mbak!! Kataku sambil terus menggoyangkan pantatku semakin cepat.

Toket Nancy yang kenyal terpental kesana kemari, matanya ternuka dan kedua tanganya memegang kedua lututnya. Sungguh pemandangan yang indah, biasanya hanya ada diotakku kini ada di bawahku sedaang menikmati kont*l jumboku!

‘AAAAAAAAAAAAHHHH…AH…AH…AH…AH…AH…AH… AH…AH…AH…. penismu enak banget Jon… aaaaaaaauuuuuwww…jangan cepat-cepat, dadaku ( toket ) hampir copot nih! Rengeknya
“mmmm…hari ini akulah suamimu!! Kataku sambil menghisap putingnya.
‘kamu hebat Jon…penismu enak…ooohhhh…I LIKE it. Jawabnya

Dengan posisi kont*l yang masih tertelan memeknya, aku si pemuas nafsu menariknya agar bangun dan berganti aku yang terlentang. Nancy yang telah berpindah diatasku seakan ingin mengekspresikan kerinduan dan hangatnya cinta.

Goyangan liarnya membuat palkonku terasa ngilu. Maju-mundur, kiri-kanan dan memutar menjadi andalanya.

SEKIAN


Cerita Sex Petualanganku Bercinta dengan Teman SMA-ku Nova, Jenny dan Rita



PelangiQQ - Selama di SMA, saya mempunyai kelompok teman yang selalu bermain bersama. 4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Sebagian besar teman-teman saya melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri karena memang sekolah saya termasuk sekolah elite di kota J yang menghasilkan siswa-siswi dengan hasil lulusan yang cukup berprestasi.

baik. Karena saya berasal dari keluarga ekonomi menengah, pilihan sekolah ke LN menjadi tidak mungkin. Dari kelompok kami hanya tersisa 3 teman perempuan dan saya. Kami bingung mau melanjutkan ke mana, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk ke kota B yang mempunyai beberapa universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal.

Saya, Rika, Nova, dan Jenni memutuskan untuk mendaftar bersama ke kota B. Di sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di rumah Jenni dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai. Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota.

Jadi pada saat kami pergi, orang tua teman-temanku tanpa curiga mengijinkan putri-putri mereka berangkat ke kota B dan menginap tiga malam di sana. Sekalian liburan kata kami. Perjalanan ke kota B berjalan lancar dan kami menghadapi ujian masuk dengan kepercayaan diri yang tinggi. Maklum, kami semua termasuk berotak encer. Sore hari kami setelah selesai ujian masuk, kami segera mencari penginapan yang terkenal dengan daerah sejuknya di sekitar kota B. Kami menyelesaikan administrasi dan segera masuk ke kamar.

“Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi,” kataku. “Budi, kamu tidur di sofa aja yah! Kita berdua ambil ranjangnya!” sahut Nova. “Yah… Curang… kan baru kali ini saya menginap bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu….” komplainku. “Maunya..” kata Jenni sambil mendorong diriku ke arah sofa.

Kami semua menjatuhkan pantat di sofa sambil melepas lelah. Setelah berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal Ujian masuk tadi siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan. Kami pun memesan makan malam dari room service karena kami terlalu lelah untuk keluar mencari makan. Rika akan menyusul besok pagi dan ketemuan di kota B. Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu lalu. Pilihan universitasnya berbeda.

Oh iya, saya belum menjelaskan penampilan teman-teman saya.

Rika : Gadis ini pemalu dengan badan kecil yang sangat indah. Saya tahu ini karena Rika sangat suka memakai baju yang menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, 34B (saya tahu setelah melihat BH- nya dan BH yang lain nanti). Kecil-kecil imut merupakan kesan yang diberikannya. Senyumnya manis sekali.

Nova: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Rika. 34C ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum menggoda. Hampir semua anak laki-laki di sekolahku mengejar dia. Manis dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik?

Jenni: Gadis bertubuh jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi. Senang sekali olahraga dan sangat jago bermain volley. Paling enak jadi lawan mainnya di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan net dan berhadapan muka dengan Jenni. Posisi siap menerima bola dan kaos longgarnya sering mengganggu konsentrasiku di lapangan.

Jenni : “Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam.”
Nova : “Kita main kartu aja yuk”
Budi : “Memangnya bawa?” Nova : “Bbawa kok. Rika, ayo dikeluarin. Kita main poker aja.

Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya.” Kami pun bermain selama satu jam ketika Nova menyeletuk.

Nova : “Tidak seru nih.. bosan.. gimana kalau dibuat lebih seru?” 
Jenni : “Maksud kamu, Nov?” 
Nova : “Strip poker!!” 
Jenni : “Gila kamu, Nov!” 
Nova : “Kaga berani?” 

Saya lagi terpatung dengan keberanian ide Nova.

Jenni : “Siapa takut? Berani kok walau ada Budi!” 

Pipi saya jadi memerah dan berasa panas. Ada rasa malu juga. Glek.. saya menelan ludah.. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik akan telanjang di depanku.

Nova : “Berani tidak, Bud? Diam aja. Malu yah telanjang di depan cewek-cewek?’ Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan semua kemungkinan. Jangan sampai saya kalah dan tidak melihat gadis-gadis telanjang.

Budi : “Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!”

Nova : “Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka! Setuju tidak?” Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan. Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena kemungkinan kejadian di depan mata.

Budi : “Ya dah.. Aturannya gimana nih Nov?”

Nova : “Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10 dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan harga 500. Setuju?” Kami semua setuju. Budi : “Kita main sampai kapan? Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?”

Nova : “Sampai semua bugil dong! Biar adil!!” 

Jenni: “Ok deh. Tapi kasihan Budi dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya cuma kaos, celana dan celana dalam. Kita cewek-cewek kan kelebihan BH.” Nova : “Iya yah… ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh.”

Nova langsung dengan cekatan melepas BH merah mudanya tanpa melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku. Harumnya BH langsung memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini milik Jenni. BH dengan warna cream kulit. Hahahahaha… kamipun tertawa bersama. 

Nova : “Ayo mulai! Sudah adil kan, Bud? Kita masing-masing cuma punya 3 modal.” 

Budi : “Sebentar.. pakaian yang sudah ditanggalkan bisa dipakai lagi ga?”

Nova : “Hmm… TIDAK BOLEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai lagi!” Budi : “Kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya habis!!” 

Nova : “Banyak nanya yah kamu, Bud! Gimana Jen?” 

Jenni : “Boleh dipegang-pegang deh sama yang menang. Dipegang-pegang selama 1 menit!” 

Wah asyik nih peraturannya… tetapi otakku sudah mulai pindah ke kelamin nih.. “Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap-hisap!”

Nova : “Ih kamu, Bud…. Mau dong!!” Dengan suara manisnya sambil melirik nakal ke arahku!” 

Jenni dan Nova tertawa terbahak-bahak. 

Nova : “Tapi kalau kamu yang sudah bugil dan kalah gimana, Bud? Saya hisap tititnya yah!!” 

Jenni : “Wah saya juga mau hisap titit Budi!”

Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, saya tidak menyangka teman-temanku ini nakal juga. Permainan pun dimulai. Keahlianku bermain strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat. Jenni segera kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya. Jenni hendak membuka celananya, tetapi dicegah oleh Nova. 

Nova :”Wah kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Budi, mau suruh Jenni buka apa?” Wow, thanks Nova! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH, tentunya dengan melepas kaos, dada Jenni akan terbuka.

Budi : “Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari dekat!” 

Jenni dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera menutupi puting payudaranya dengan satu tangan. Saya terkesima dengan pandangan indah di depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer tidak seindah pemandangan di depan mata. 

Nova : “Jen.. mana boleh ditutupin dadanya. Buka dong!” 

Nova menggaet tangan penutup payudara dengan segera. Jenni sedikit memberontak sambil memerah wajahnya. Jenni tertarik tangannya, memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung indah di depan wajahku. Glek.. saya menelan ludah.

Jenni : “Bud, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu melihat dada gue.” 

Jenni dan Nova tertawa. Ini membuat Jenni jadi relaks dan pasrah dadanya terpampang jelas. Wah kalo mereka serius kayak gini, mendingan saya kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, tititku akan dihisap selama 1 menit setiap kekalahan. Hahahaha.. otakku kotor juga. Maka dilanjutkanlah permainan. Dengan segera saya menjadikan diri telanjang. Celana dalam saya buka perlahan-lahan memperlihatkan titit yang sudah mengeras sejak tadi. Saat itu, Nova, dengan payudara montoknya pun tinggal celana dalam saja. Kedua gadis ini memperhatikan celana dalamku dengan seksama sambil menahan napas menunggu tititku seluruhnya terlihat. 

Nova : “Wah sudah keras yah, Bud! Bagus lho bentuknya!”

Budi : “Gimana tidak keras… ngelihat dua pasang payudara yang bagus-bagus!” 

Rupa-rupanya Nova sudah tidak tahan lagi. Aku langsung ditabraknya dan tititku langsung dipegangnya. Dengan gemas Nova mulai mengocok tititku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja saya tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas-remas payudara Nova yang cukup besar. Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya.

Nova : “Ahh.. Enak banget, Bud! Terus hisap..” 

Sambil menghisap payudara Nova, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya. Karena saya tidak mau melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit. Nova membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri. Tititku yang menjadi lepas dari pegangan Nova, langsung disambut Jenni dengan kulumannya. Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum tititku. Kami pun pindah ke ranjang. Saya berbaring di ranjang dengan titit menjulang langit. Nova melanjutkan memberikan payudaranya untuk saya hisap dan Jenni kembali mengulum tititku. Tangan saya mulai bergerilya ke vagina Nova. Basah. Licin. Saya pun mulai menggesekkan jari ke clitorisnya. Licin sekali. Nova pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di bawah. Jenni yang melihat Nova mengalami kenikmatan, mengubah posisi pantatnya ke sebelah mukaku. Badan jenjangnya memang membuat posisi hampir 69 tersebut sangat mudah terjadi. Tanganku pun menggosok vagina Jenni yang juga sudah sangat basah.

Tangan kiri di vagina Jenni, tangan kanan di vagina Nova. Kukocok keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat. Jenni dan Nova blingsatan dibuatnya. Jenni berguncang hebat sampai melepaskan hisapan di tititku dan mengeluarkan lenguhan panjang yang sangat seksi. Nova menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya. Keduanya terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya. Aku yang sudah tegangan tinggi tidak mau tinggal diam. Aku menghampiri Nova dan membuka lebar-lebar selangkangannya. Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu- bulu halusnya sangat seksi. Aku mulai menggesekkan kepala tititku ke vagina Nova. Ah….. licin dan enak. Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini. Nova yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan.

Nova semakin meracau…”Oohhh… aahhh… ohh..my… God…..Enak banget Bud” “Terus Bud… Enak… ahhh… aahhHHH….AAAHHHHHH…Gila.. enak banget Titit lu Bud!! Gue dah sampe nih” “Baru digesek aja dah enak gini yah, Bud… gimana kalo dimasukin yah? Masukin deh Bud..” “Serius lu, Nov? Lu mau gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih.” “Iya, Bud… Gue pengen ngerasain titit lu di dalam gue… di luar aja dah enak, apalagi di dalam.” Aku tidak pikir panjang lagi.. langsung berusaha merangsek ke dalam vagina Nova.

“Oww.. pelan-pelan Bud.. Sakit tahu!!” “Ok, Nov.. gue pelan-pelan nih” Pelan-pelan kepala titit gue mulai terbenam di vagina Nova. Terasa mentok. Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah? “Nov, udah masuk belom sih?” Nova yang mulai meringis menahan sakit, “Kayaknya sih belom deh… tapi terusin aja.” “Lu yakin, Nov? Kayaknya lu kesakitan gitu.” “Terus aja, Bud. Gue pokoknya mau titit lu di dalam gue.” “Ya udah kalo gitu.. Gue terusin nih..” Dengan tiga sodokan keras yang disertai rintihan Nova, akhirnya tititku masuk juga sepenuhnya.

“Wah.. Nova… kayaknya titit gue dah masuk semua nih” “Iya.. Bud…” sambil menahan sakit “diam dulu, Bud.. jangan digerakin dulu..gue masih rada sakit..” Ahh.. nikmatnya vagina perawan.. tititku berasa banget diremas-remas oleh vagina sempit Nova. Tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan pelan- pelan pantatku. Keluar masuk secara perlahan. Nova pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di vaginanya. “Pelan-pelan yah Bud… masih sakit tapi dah mulai enak nih… vagina gue berasa penuh banget diisi titit lu” Jenni yang dari tadi menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya. “Gila lu berdua.. beneran ngentot yah?” Jenni pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan seksama.

“Gila.. gila.. titit lu beneran masuk ke vaginanya Nova, Bud!” “Iya Jen.. Enak banget vagina Nova.. gue bisa ketagihan ngentot nih.” Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai.. kupercepat goyanganku. Nova pun semakin mendesah menggila. “Ahhh… Ohhh…Ahhh…Ohhh…Bud.. gue mau sampe lagi nih” “Barengan Nov.. gue juga mau sampe..” Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang menjadi bayi. “Ayo.. Bud… kita bbaaareeennggg….” Croootttt…croottt.. croottt…Tiga kali aku menyemprotkan mani ke rahim Nova. Ahh… ini perasaan yang luar biasa… kenikmatan berhubungan badan dengan seorang gadis muda yang cantik. Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Nova. Jenni yang melihat pertunjukkan langsung bagaimana berreproduksi mulai mendekati tititku lagi dan menghisapnya dengan lembut. Nafasku yang tersengal-sengal perlahan-lahan menjadi teratur seraya menikmati hisapan- hisapan Jenni. Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat tititku menjadi tegang kembali. “Bud, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue gesek-gesek ke vagina.”

“Iya, Jen.” Jenni pun mengambil posisi WOT dan mulai menggesek-gesek vaginanya di atas tititku. “Enak banget, Jen” Goyangan lembut Jenni membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang sangat indah. Jenni merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi, berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati. Sekarang dia sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. kepengen masukin d. Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas. Kakinya kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih indah daripada punya Nova. Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan telah basah mengkilap. Tititku langsung berkedut-kedut melihatnya. Kuarahkan tititku ke vaginanya. “Bud, jangan dimasukkin yah!” “Kenapa Jen? Sudah tidak tahan nih” “Jangan Bud… jangan sekarang.” suaranya lembut meluluhkan hati. Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala tititku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala tititku di muka vagina Jenni.

“Ah… iya Bud.. Begitu saja… gesek saja terus… Ahh… Ahhh” Jenni mulai lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya. Melihat itu, aku semakin cepat menggesekkan titit. Semakin cepat gesekan, semakin keras desahan Jenni. “OOhhhh… AHhhhh..enak Bud… Teruss.. Terusss.. Lebih cepat lagi… Tee..teeeruussss…. AHHHHHH.”

Jenni mendapatkan orgasmenya dan cukup banyak cairan O-nya yang keluar. Kasur menjadi basah sekali. Aku melihat Jenni mengalami orgasme yang sangat seksi sampai aku terdiam terkesima. Jenni cantik sekali…Aku benar-benar terpesona.. Sepertinya aku jatuh cinta dengan Jenni. Nova yang telah cukup beristirahat dan melihat Jenni telah lemas mengambil alih situasi. Dipegangnya tititku dan dikocoknya perlahan. Tititku yang masih belum puas dengan Jenni membuat otakku segera beralih ke Nova dan menyuruhku untuk melampiaskannya ke Nova. Lagi pula tititku bisa coblos ke dalam Nova. Dengan segera kubalikkan Nova dan kucoba Doggy style di sebelah Jenni yang masih terbaring lemas.

Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak bisa dituliskan dengan kata-kata.. Hanya nikmat.. Walaupun Nova yang sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Jenni. Jenni membuka matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan. Senyumnya yang manis membuat hatiku bingung. Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Jenni, tetapi tititku sedang menikmati pelayanan Nova, dan Jenni tersenyum kepadaku. Ah bingung….. Aku pun tersenyum balik ke Jenni sambil semakin keras menyodok Nova. Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari belakang membuat Nova tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan orgasme lagi. Aku memperlambat sodokanku agar Nova bisa menikmati orgasmenya. Jenni bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku.

“Hisap Bud! Biar lu tambah seru!” Ah.. nikmatnya tetek Jenni.. Kenyal tetapi kencang. Tentu saja akibat tetek Jenni yang nikmat, goyanganku ke Nova semakin bertambah cepat. “Gila lu Bud, enak banget sih dientot dari belakang sama lu… gue.. mauuuuu… Ahhhhh…” Nova pun orgasme lagi. Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Jenni sambil doggy ke Nova dan akhirnya.. croott…croott… dua kali aku semburkan spermaku. “Bud enak banget disemprot elu… Rasanya nikmat.. kayak mandi air hangat.. tapi ini rasanya di dalam.’ Posisi kami belum berubah.. aku masih menancapkan titit ke dalam vagina Nova sambil terus menyemprotkan sisa-sisa sperma dan mulutku terus mengulum, menghisap dan menggigit-gigit payudara Jenni. “Enak yah Bud, isap tetek gue dan ngentot-in Nova” “Iya Jen! Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi gue bisa ngerasain kejadian benernya.” “Udah dong Bud, cabut titit lu. Pegel nih nungging melulu” timpal Nova.

Kucabut tititku tetapi pandanganku terus menatap mata Jenni. Kelihatannya aku benar-benar jatuh cinta. Malam itu kami tidur bertiga dalam keadaan bugil. Jenni di kananku, Nova di kiriku. ****** Tok tok tok.. Pintu kamar hotel diketuk. Nova yang telah bangun lebih dulu membuka pintu dan Rika terlihat telah sampai dihantar oleh orangtuanya.

“Eh.. Rika” Nova panik “Bokap Nyokap lu mana?” “Tenang Nova, mereka cuma menghantarku kok.. tadi langsung jalan lagi ke kota C.” “Wah… lega.. gue pikir mereka mau masuk ke dalam.” “Memangnya kenapa Nov? Eh… lu kok kaga pake BH?” “Itu dia Rik.. takut ketahuan.. Gue kemaren berhasil nih” “Berhasil apaan sih, lu?” “Gue kasih perawan gue ke Budi!!” “Haahh?? Yang bener lu? Jenni juga? Kita semua kan memang kepengen banget dientot Budi!!” “Jenni belum.. masih perawan dia.. kayaknya takut.. tapi udah main juga sama si Budi, cuma belum dimasukin aja.” “Gue jadi horny nih, Nov. Budi di mana? Mau gak yah dia?” “Masih tidur tuh.. lu bangunin aja.. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yang nolak.” “Hahahaha…bener juga lu!” “Tuh lihat, Rika. Ada yang menonjol di selimut. Dia masih telanjang lho. Kita kemaren tidur begitu gayanya.” “Jenni mana, Nov? Kok kaga ada?” “Lagi di kamar mandi. Tuh lu urus si Budi aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu tititnya.”

Rika pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga tititku terbuka dengan leluasa. Aku yang masih tidur tidak sadar apa yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau tititku mengalami kenikmatan. Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Nova atau Jenni sedang mengulum si junior. “Hah? Rika? Ngapain lu?” tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak? “mmlammggii hissmmmaaapp mttiimmtiitttmm mmlu” Jawab Rika dengan tidak melepaskan muatan di mulutnya. “Hahahaha” Nova tertawa geli. “Lanjutin aja Rik, si Budi kaga nolak tuh.. cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu.” Jenni yang mendengar tertawanya Nova, segera melongok keluar dan cukup kaget melihat Rika sedang mengulum tongkat kenikmatanku. “Eh.. Rika… baru sampe langsung sarapan aja nih” tukas Jenni dengan nada yang menunjukkan kekagetan. Jenni keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan rambutnya. Body Jenni memang luar biasa.

Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan payudara yang sempurna itu. “Budi.. jangan ngeliatin gue aja dong.. Rika dah nafsu tuh… puasin gih… kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak Nov?” “Iya Jen.. Ayo Bud.. Puasin Rika.. Perkosa dia.. hahahaha..” “Kaga usah diperkosa.. orang gue mau secara sukarela kok” timpal Rika. Mendengar jawaban Rika, aku segera beraksi. Kucium bibirnya dan kami melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur. Rika badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan meletakkannya di ranjang. Kudekati Rika dan menciumnya lagi. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Payudara Rika aku pijat dan remas-remas halus.

Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan tetek mungil yang kencang. Pentilnya telah keras menjulang ke atas. Pentil yang bagus dan segera kulumat. “Ohh.. enak banget Bud.. terus Bud….aahhh.. ahhh..” Rika meracau kenikmatan. Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. Tititku sudah sangat kencang sekali. Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua pakaian yang masih melekat di Rika. Wow.. ternyata Rika mempunyai bulu jembut yang sangat lebat. Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat. Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang.

Tapi Jenni punya lebih wangi. Ah.. Jenni lagi.. ini ada gadis yang sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain. Kulirik Jenni dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian. Kujilat vagina Rika sambil terus melihat Jenni. Jenni pun tersenyum terus dan memberikan anggukkannya seakan-akan mengerti kalau aku sedang bertanya bolehkan aku menjilat memek perempuan lain. “ Ohh…oohhh… enak banget Bud.. baru dijilat aja gue dah kayak gini..” “Suruh Budi ngentotin elu, Rik… Pelan-pelan yah Bud.. Kemaren gue cukup sakit lho” Nova menghangatkan suasana.

“Iya Bud.. masukin dong buruan.” “Yakin lu, Rik?” Aku bertanya kepada Rika tetapi tatapanku kembali ke Jenni. Jenni pun mengangguk kembali. Aku pun segera membuka lebar selangkangan Rika. Vagina Rika terlihat sangat imut, karena memang Rika orangnya cukup kecil. Tinggi badannya hanya di bawah bahuku sedikit. Perlahan-lahan aku dorong tititku ke dalam vagina Rika. Rika yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah. Kepala tititku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok. “Siap Rika? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk” Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Jenni dan Jenni pun tersenyum kembali. Senyum yang sangat manis. “Iya Bud.. sodok aja.. perkosa gue.. bikin gue hamil.. gue mau anak dari lu.” Rika sudah lupa daratan. Kupegang pinggul Rika dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan. Blesss.. masuk sudah. Rika menitikkan air mata menahan sakit. “Lanjut Rik?” “Iya Bud.

Dah mulai terbiasa nih. Rasanya penuh banget vagina gue” Proses menyetubuhi Rika pun segera berlangsung. Keluar.. masuk…keluar… masuk..pelan-pelan tetapi pasti vagina Rika semakin basah. “Gila….Enak..banget….Tahu gini… dari kemaren… gue…ikutan…nginep….”Rika semakin larut dalam kenikmatan. “Ohh…ooohh…enak… aahh.. terus.. Bud.. yang cepat.. Bud!” Kuturuti kemauannya. Semakin cepat aku menggoyang Rika, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang. “Bareng yah Rika.. gue juga dah mau nyemprot..” “Ayo Bud.. bikin gue hamil.. semprot yang banyak…AAARRRHHHH” Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Rika memeras semua sperma yang ada di tititku. Kucabut tititku dan terlihat tetesan darah perawan merembesi sprei. Noda darah perawan Rika dan Nova terlihat bersebelahan.

Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku. Jenni menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat lembut. Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Jenni tahu karena dia bilang, “Tidak apa-apa Bud. Kita semua memang ingin menikmati titit lu.” dan kemudian dia menciumku lagi. Ciuman yang penuh mesra. Nova mengganggu ciuman kami dengan mengambil tititku dan menghisapnya. Jenni mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku. Nova terus menikmati permainannya di bawah. Jenni menduduki kepalaku dan memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. nikmatnya memek Jenni. Kujilat dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar jatuh cinta. Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik. Jenni tetap hanya meminta digesek-gesek saja.

Nova dan Rika berhasil membuatku menyemprotkan sperma di dalam mereka sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan kelaparan. Sudah waktunya makan siang. ****** 

Epilog: Kami berempat berhasil masuk universitas di kota B dan sepakat untuk mengontrak rumah untuk tinggal bersama. Orang tua kami tidak ada yang curiga. Mereka pun setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan. Bisa masak dan cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang. Empat tahun kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga wanita cantik tersebut.

Dengan Jenni, selalu hanya gesek-gesek. Dengan Rika dan Nova, tentunya celup-celup dong. Tidak ada yang hamil karena kami menghitung kalendar dengan sangat disiplin. Sesudah lulus pun kami masih sering berkumpul untuk “bermain”. Nova bertemu dengan suaminya di tempat kerja. Rika bertemu dengan suaminya di kuliah S2. Jenni akhirnya menjadi isteriku.

Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan. Kami berdua punya dua orang anak. Jenni sering mengundang Nova dan Rika untuk bermalam di rumah kami. Saking seringnya, aku berhasil menghamili Nova dan Rika. Anak kedua Nova dan anak ketiga Rika mirip sekali denganku. Untung suami mereka tidak pernah ada yang curiga. Alasannya karena sering bergaul denganku, jadi mirip deh anaknya.

SEKIAN